Pastinya ada rasa sedih, kesal, gemas sekaligus prihatin, ketika kita
membaca atau menonton di media massa yang beritanya didominasi oleh
tawuran.
Kita menyaksikan betapa negeri ini seolah dipenuhi oleh manusia manusia
pemarah yang mudah sekali tersulut emosi, misalnya tawuran antar
pelajar, mahasiswa bahkan orang tua ( tawuran antar kampung) yang kian
marak.
Yang lebih memprihatinkan gejala ini bukan hanya terjadi di kota kota
besar saja, namun juga di beberapa daerah di negeri kita tercinta ini.
Tentunya dibarengi juga dengan aksi anarkis.
Dengan mudahnya mereka membakar dan merusak fasilitas umum, bahkan dengan mudahnya menghabisi nyawa seseorang.
Sebagian dari kita mungkin bertanya :” Ada apa dengan manusia manusia di negeri ini?”
Malah belum lama ini diberitakan seorang siswa sebuah sekolah menengah sampai tewas akibat tawuran.
Menyedihkan sangat dan siapapun pasti prihatin.
Tetapi, apakah cukup hanya sampai disitu saja?
Kita cukup prihatin dan gemas menyaksikan semua aksi ini?
Sebenarnya ada berbagai hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah sekaligus menanggulangi tawuran yang sedang “ngetrend” ini.
Yuk, kita coba simak beberapa tips yang bisa kita lakukan berikut ini :
1.Budayakan kembali budi pekerti.
Budi pekerti adalah ajaran nenek moyang kita sejak dulu, didalamnya
terdapat unsur saling menghargai dan menghormati yang mampu meredam
emosi ketika kita tak saling sepakat terhadap sesuatu permasalahan.
Budi pekerti luhur yang pernah diajarkan pada kita adalah kunci yang
tepat untuk diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, karena semua
manusia pada dasarnya ingin dihargai, tentunya dengan cara yang baik dan
santun.
2.Kembali pada sistem musyawarah mufakat.
Tak ada masalah yang tak dapat diselesaikan dengan baik, selama para pelakunya mau berniat baik untuk mencari win win solution, tanpa harus saling menyakiti atau melakukan kekerasan.
Dan, inipun telah ada didalam dasar negara kita ,Pancasila.
Kuncinya, niat baik dan berbesar hati untuk mencari jalan keluar yang menguntungkan semua pihak.
Memang tidak semudah yang tertulis, namun begitu, selagi upaya
penyelesaian pertikaian dimaksud untuk kebaikan bersama, maka urun
rembug pun tidak akan sia sia.
3.Hati Nurani
Ini juga hal yang mendasar yang ada pada diri tiap manusia.
Kenapa?
karena hanya hati nurani lah yang selalu menuntun kita untuk selalu berbuat kebaikan.
Hati nurani juga yang menyadarkan kita bahwa kekerasan bukanlah jalan
terbaik bagi siapapun, dan semua orang tidak ingin diperlakukan buruk.
4. Contoh Teladan
Siapa yang tidak tahu bahwa dekadensi moral bangsa ini sudah sedemikian
memprihatinkan, hingga masyarakat kehilangan contoh teladan dalam
kehidupan.
Seorang pemimpin yang diharapkan oleh bangsa ini, tidak dapat menjamin
keberlangsungan hidup yang aman tentram damai sentosa, banyak sekali
kepincangan dan kecemburuan sosial yang terjadi didepan hidung mereka.
Lantas, kenapa kita tidak menciptakan keteladan dari diri sendiri?
5. Penegakan hukum.
Agak sulit mungkin untuk benar benar menegakkan hukum dengan adil di
negeri ini,seperti yang kita lihat dan rasakan betapa ketidak adilan ada
di setiap lini kehidupan bangsa ini.
Namun, kita tak boleh pesimis, kita masih perlu untuk terus berharap
agar para aparat mau dan mampu merealisasikan efek jera pada para setiap
pelaku pelanggar hukum, yang hampir bisa dipastikan melakukan kekerasan
dalam tiap aksi mereka.
Wassalam....
No comments:
Post a Comment