Sunday, October 21, 2012

Pembodohan Bangsa Dengan Kata "Anarki", "Anarkis", dan "Anarkisme"

[Setelah baca-baca tentang anarki, ternyata............]

Terlalu sering kita mendengar kata "Anarki, Anarkis, Anarkisme", terutama saat terjadi tawuran, demo, unjuk rasa yang berujung rusuh. Anarki selalu dikaitkan dengan hal negatif seperti perusakan, perkelahian, apakah benar anarki itu berarti seperti itu. Di Indonesia, istilah anarki, anarkis, dan anarkisme sering digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah
sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.
Pemerintah atau negara membuat hukum dan peraturan yang seakan memaksa, sehingga sangat membatasi kebebasan warga negaranya, itulah yang melandasi adanya kaum anarki. Apabila negara itu dapat diruntuhkan, atau mengurangi dominasi negara terhadap rakyatnya, maka hak untuk memanfaatkan sumber daya alam, sehingga rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa terbatasi aturan-aturan pemerintah yang seakan memaksa dan merugikan. Itulah yang melandasi ada faham atau kaum anarki. Jika kaum anarki ini merasa tertindas oleh aturan-aturan pemerintahan atau negara, di situlah mereka ada dan bertindak. Mungkin di Indonesia ini bisa disebut dengan pendemo, nahh.. apakah setiap pendemo itu selalu bertindak merusak, berkelahi. Seperti yang pernah saya katakan pada postingan sebelumnya, pada hukum newton bahwa F aksi = -F reaksi, bahwa setiap aksi akan menghasilkan reaksi yang sama atau berlawanan.
Kekerasan itu bisa dilakukan bukan oleh kaum anarki saja, bisa dilakukan oleh kaum atau faham lainnya. Ada kaum anarki (ingat!!!!!! yang menginginkan masyarakat tanpa negara dengan asumsi bahwa negara adalah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri) yang mengaspirasikan diri dengan cara yang lebih damai, seperti dengan mengaspirasikannya lewat musik, puisi, dll.
 
Lalu mengapa kesalahpahaman penggunaan kata anarki yang diidentikan dengan kekerasan masih tetap terjadi? Mungkin pesan saya kepada setiap media baik media massa, media elektronik, kalian itu dipercaya oleh rakyat, tolong jangan membodohkan rakyat! Anarkis itu tidak identik dengan kekerasan. Contohnya FPI bertindak Anarkis, bukankah FPI itu mempunyai ulama-ulama di dalamnya yang memiliki konsep hirarki yang berlawanan dengan anarki.
Dalam bahasa yunani "anarki" berawal dari hurup "an" atau "a" yang berarti tidak, ingin akan, ketiadaan, atau kekurangan. Dan "archos" yang berati suatu peraturan atau kekuasaan.
LEBIH BAIK GUNAKAN SAJA KATA "RUSUH"!

1 comment:

Anonymous said...

lebih tepat disebut vandalisme